福士涼太


Fukushi Ryouta;


Profil

Nama: 福士涼太Romanji: Fukushi RyoutaMarga: Fukushi (福士)Nama panggilan: Fukushi, Ryouta, Ryou-chan, Ryou-kun.Tempat lahir: Hitachi, Ibaraki.Tanggal lahir: 10 Oktober 2003Jenis kelamin: Laki-lakiGolongan darah: APekerjaan: Pelajar


latar belakang

Keluarga
Ryouta lahir di Hitachi, Perfektur Ibaraki. Dia adalah anak dari keluarga yang sederhana, namun cukup-berkecukupan. Ayahnya adalah manajer operasional sebuah perusahaan jasa pengiriman barang, ibunya seorang ibu rumah tangga.


kepribadian

Ryouta merupakan remaja yang dapat dikatakan pendiam. Dalam maksud, pada orang lain dia berbicara seperlunya, membuka pembicaraan bila harus, dan menghindari pembicaraan yang tidak penting. Itu karena dia setengah malu ...


Ciri fisik

Klaim wajah: Mackenyu Arata

Memiliki tinggi badan 177cm, tergolong tinggi untuk lelaki dari Jepang, dengan berat badan 58 kilogram, tergolong ideal untuk tubuh atletisnya yang bertipe mesomorph.

Memiliki warna kulit yang terang. Alis tebal, mata yang tidak sesipit orang Asia Timur pada umumnya, hidung yang mancung dan bibi yang cukup tebal. Memiliki bahu yang lebar, Ryouta juga memiliki otot perut dan lengan. Rambutnya tidak pernah dicat. Hanya sajam terkadang ia menunjukkan dahinya, kadang tidak.


Fakta-fakta

Temukan kelebihan dan kelemahan Fukushi Ryouta, serta fakta-fakta mengenai dirinya di sini!


Kepribadian


Ryouta merupakan remaja yang dapat dikatakan pendiam. Dalam maksud, pada orang lain dia berbicara seperlunya, membuka pembicaraan bila harus, dan menghindari pembicaraan yang tidak penting. Itu karena dia setengah malu ... dan setengah tidak peduli. Tidak banyak bergerak cenderung pemalas. Meski sikapnya terlihat acuh, namun Ryouta selalu menanggapi orang yang berinteraksi dengannya. Walau pada orang tertentu berbicaranya kadang irit. Berbanding terbalik jika Ryouta berinteraksi dengan orang yang sudah dekat dengannya, ia akan menjadi lebih terbuka, dan menunjukkan sikap perhatiannya.

Ryouta tidak pintar menyembunyikan perasaan. Jika ia tidak suka pada sesuatu atau seseorang, tanpa ia sadari itu akan terlihat, entah dari tindakan maupun ucapan. Dia akan jujur jika diminta pendapat ... bahkan sampai terlalu jujur jika perlu.

Seseorang yang idealis, tidak mengambil pusing segala hal.

Latar belakang


Keluarga
Ryouta lahir di Hitachi, Perfektur Ibaraki. Dia adalah anak dari keluarga yang sederhana, namun cukup-berkecukupan. Ayahnya adalah manajer operasional sebuah perusahaan jasa pengiriman barang, ia adalah salah satu perintis perusahaan tersebut bersama direktur yang merupakan teman dekatnya. Meski telah beberapa tahun berdiri, perusahaannya itu terhitung perusahaan baru yang kecil dan masih berkembang. Sedangkan sang ibu adalah seseorang yang mendambakan menjadi pemilik toko kue Jepang namun berakhir menjadi ibu rumah tangga biasa. Kendati demikian, sang ibunda tetap memasak kue dan menjualnya apabila ada yang ingin memesan, jika memiliki waktu luang. Ryouta memiliki seorang kakak perempuan yang enam tahun lebih tua darinya. Kakaknya bisa dibilang sukses, dia mewarisi kepandaian sang ibu dalam memasak—meski bukan membuat kue—dan kini berkuliah dan bekerja magang di luar negeri dalam bidang tata boga.

Cerita Hidup
Ryouta dilahirkan sebagaimana seharusnya bayi lahir dari rahim sang ibunda. Menerima ASI, kemudian ia tumbuh dengan normal seperti yang diharapkan seluruh orang tua di dunia. Ryouta cukup aktif sebagai anak-anak, bersosialisasi dengan baik, memiliki teman dan teman dekat. Ceria. Senang bermain. Seperti anak polos yang tidak tahu dunia pada umumnya. Tidak seperti kakaknya, Ryouta mendapat kesempatan untuk mencicipi warna-warni kehidupan taman kanak-kanak.

Fukushi Ryouta mengenyam bangku Sekolah Dasar di Hitachi, tempatnya lahir. Ia merupakan anak yang baik, dan cukup berprestasi— yah, setidaknya dia masuk ke dalam sepuluh besar di kelasnya—dan cukup aktif. Pada masa ini, Ryouta menaruh minat pada permainan bola basket sampai akhirnya dia jatuh cinta pada olahraga tersebut. Orang tua Ryouta mendukung hobinya itu, dan Ryouta melakukan pelatihan basket baik secara formal maupun non-formal ... yaitu bermain di lapangan terdekat.

Memasuki Sekolah Menengah Pertama di kota yang sama, Ryouta tanpa ragu langsung mengikuti klub bola basket. Di jenjang di mana puberitas berlangsung, beberapa hal terjadi pada Ryouta. Cinta pertama, patah hati pertama, dan lain sebagainya. Kemampuan permainan bola basketnya kian meningkat.

Tahun kedua awal, tim basket sekolah Ryouta mengikuti turnamen nasional antar Sekolah Menengah Pertama di Jepang, dan Ryouta adalah salah satu anggota yang terpilih sebagai pemain utama di turnamen tersebut. Ryouta bermain sebagai Shooting Guard, yang menurutnya itu merupakan sedikit masalah karena sebenarnya Ryouta lebih sering berlatih sebagai Point Guard. Tim sekolahnya memenangkan turnamen tingkat kota dan akhirnya mewakili Hitachi di turnamen antar perfektur. Sebaris kemenangan lagi, maka tim ini akan masuk ke kejuaraan nasional. Semuanya sudah optimis karena permainan mereka sangat baik, hingga akhirnya mereka memasuki babak final. Satu langkah lagi menuju kejuaraan nasional.

Permainan sengit terjadi. Di menit-menit terakhir, tim Ryouta mendapatkan Bonus karena tim lawan telah melakukan tiga kali pelanggaran. Ini merupakan kesempatan emas bagi tim Ryouta yang tertinggal 1 poin di belakang tim lawan. Ryouta, sebagai pemegang posisi Shooting Guard, tentulah menjadi orang yang terpilih untuk melakukan lemparan bebas itu. Kejuaraan nasional sudah bersandar di telapak tangan, tinggal dua skor, maka kemenangan ia genggam. Namun naas, Ryouta tidak mendapatkan skor itu. Tembakannya meleset.

Pupus sudah harapan tim Ryouta. Mereka kalah, ia dan rekan timnya menyalahkan dirinya atas kegagalan mereka di turnamen tahun ini. Fukushi Ryouta akhirnya mengundurkan diri dari klub basket sekolah.

Bagai mimpi buruk yang terus menghantui, kejadian itu tidak bisa luput dari pikiran Ryouta. Dia sempat tidak masuk sekolah beberapa hari akibatnya.
Ryouta menjalani kehidupan sekolahnya tanpa bisa menghilangkan rasa bersalah; kecewa; marahnya atas turnamen tahun itu meski semua telah berlalu cukup lama. Ia menjadi lebih pendiam dan tidak banyak berbicara. Terlebih lagi, Ryouta menjauhkan diri dari anggota-anggota klub basket, kendati mereka sendiri pun telah memaafkan Ryouta dan menganggap segalanya telah berlalu. Akibat kejadian itu, putra bungsu Fukushi ini menjadi membenci basket.

Di akhir semester, ayah Ryouta mengajak sekeluarga untuk berpindah tempat tinggal karena beliau akan bekerja di cabang baru perusahaanya. Maka semester berikutnya, Ryouta berpindah sekolah dan, ya, tanpa memberitahu teman-temannya.

Keluarga Fukushi berpindah ke Utsunomiya, dan Ryouta bersekolah di salah satu Sekolah Menengah Pertama di sana. Ryouta berpikir dia tidak ingin bermain basket, namun karena sekolah tersebut mewajibkan siswanya untuk mengikuti klub, maka Ryouta memilih klub band. Sisa masa SMP-nya berlanjut dengan sangat baik, di luar dugaannya. Ryouta bahkan menemukan teman-teman baru yang akhirnya menjadi sangat dekat.

Namun nyatanya Ryouta tidak bisa lepas dari basket. Ia akhirnya sering bermain sendiri, atau bergabung untuk bermain dengan para pemain jalanan. Dia tidak bergabung dengan tim basket sekolah barunya karena masih ada rasa trauma. Semua berjalan baik sampai akhirnya Ryouta lulus.

Tahun 2018, di tahun kelulusan Ryouta, dia mendengar bahwa SMA Teiko akan dibuka kembali, dan dibuka ... di Utsunomiya. Hati Ryouta tentu langsung tertuju ke situ. Dengan alasan Ryouta ingin bersekolah di sekolah asrama karena ia tahu dalam beberapa tahun ini ayahnya akan berpindah-pindah tempat untuk pengembangan bisnisnya, akhirnya orang tua Ryouta menyetujui jika dia ingin bersekolah di SMA Teiko.

Maka sudah bulat keputusannya, ia akan mencoba untuk masuk ke sekolah itu.

lain-lain


kelebihan-kekurangan

trivia / fakta-fakta

Ryouta adalah pemain point guard.Instrumen yang Ryouta mainkan saat di klub band adalah drum, karena menurutnya bermain drum hanya tinggal memukul-mukul media saja.Takut pada kecoa, seperti para lelaki sejati pada umumnya.Menyukai buah kecuali alpukat dan semangka.Alergi terhadap makanan mentahMemiliki hubungan ‘love and hate’ dengan sang kakak. Meski sering saling mengejek, keduanya juga sering saling mendukung.Ketika di Hitachi, Ryouta senang bermain di pantai. Kisah cinta Ryouta selalu gagal karena ia tidak tahu cara mengungkapkan perasaan (atau menembak) perempuan yang disukainya. Hanya menatap dari jauh, sampai ditikung.Tidak hanya sekali Ryouta pernah berkelahi, di sekolah maupun di luar sekolah.Memiliki beberapa teman yankee karena mereka sering bertemu saat bermain streetball, berteman dengan orang-orang tersebut sejak SMP di Utsunomiya, cukup mempengaruhi kepribadian Ryouta. Namun, Ryouta tidak ikut-ikutan menjadi yankee.Ia berkelahi untuk melindungi diri/temannya, tidak pernah mengajak ribut terlebih dahulu.

Ryoutamu, 2018.